“Buku ini lahir dari perjalanan pribadi yang penuh jeda, dan saya ingin pembaca tahu bahwa tidak apa-apa untuk tidak tergesa. Saya senang bila karya ini bisa menjadi pengingat sederhana untuk kita semua,” tutur Rizky.
Apresiasi ini diharapkan menjadi pemantik semangat bagi para penulis muda lainnya di Padang Pariaman untuk terus berkarya. Pemerintah daerah pun menegaskan komitmennya dalam mendukung gerakan literasi, baik melalui sekolah, komunitas, maupun ruang-ruang publik.
Melalui karya seperti buku “Tidak Harus Tergesa-gesa”, Padang Pariaman menunjukkan potensinya dalam melahirkan generasi penulis yang mampu memberi kontribusi berharga bagi dunia literasi Indonesia.