Wilayah Kecamatan IV Koto Aur Malintang memiliki potensi alam yang besar, terutama di sektor pertanian dan perkebunan. Lahan subur membuka peluang pengembangan unit usaha baru berbasis ketahanan pangan dan komoditas unggulan lokal. Nasrul berkomitmen mengoptimalkan potensi tersebut dengan usaha yang inovatif dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan pelaku usaha kecil.
Nasrul juga menekankan pentingnya tata kelola yang transparan dan berbasis teknologi informasi untuk menjamin efektivitas serta akuntabilitas pengelolaan BUMDesma. Tiga misi utama yang diusungnya meliputi penguatan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP), pengembangan unit usaha ketahanan pangan, dan reformasi sistem digitalisasi pengelolaan lembaga.
“BUMDesma tidak hanya bergantung pada modal dari pemerintahan nagari saja. Ke depan, kami sangat berharap kepercayaan dan dukungan dari masyarakat ranah maupun tokoh rantau yang siap menginvestasikan modalnya dalam pengembangan BUMDesma. Potensi swadaya dan peran aktif tokoh rantau menjadi kunci penting untuk memperkuat ekonomi lokal. Dengan memanfaatkan lahan serta sumber daya yang ada, kita bersama-sama membangun ekonomi mandiri yang nyata, berkelanjutan, dan memberikan manfaat luas bagi seluruh masyarakat. Tentunya, semua ini akan dijalankan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas yang terjamin, agar setiap investasi benar-benar berdampak pada kesejahteraan rakyat,” ujar Nasrul.
Kepemimpinan Nasrul Hamdani diharapkan menjadi angin segar bagi masyarakat Kecamatan IV Koto Aur Malintang, dengan harapan BUMDesma Amal Makmur Bersama dapat menjadi motor penggerak ekonomi antar nagari yang inklusif, profesional, dan berbasis potensi lokal. Langkah ini menjadi simbol nyata bahwa pembangunan desa dapat dimulai dari sinergi sumber daya internal, dukungan tokoh rantau, dan pengelolaan modern yang berpihak pada kesejahteraan bersama.