Kepala BPS Sumbar, Sugeng Arianto, membenarkan tingginya inflasi di daerah tersebut. Menurutnya, selain akibat berakhirnya diskon tarif listrik, konsumsi cabai merah yang meningkat pascalebaran serta kebijakan efisiensi anggaran pemerintah daerah turut berkontribusi terhadap lonjakan inflasi.
“Pengguna listrik pascabayar di Sumbar sangat besar, hampir dua pertiga. Itu cukup memengaruhi. Selain itu, konsumsi cabai meningkat selama Lebaran, dan efisiensi anggaran pemerintah daerah mulai terasa sejak awal tahun,” ungkap Sugeng.
Secara tahunan, Sumbar mencatat inflasi sebesar 2,38 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 109,77. Inflasi tahunan ini didorong oleh kenaikan indeks kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,63 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang naik signifikan sebesar 11,57 persen. (*)