“Inovasi seperti Sawah Pokok Murah penting untuk mendukung program besar seperti MBG dan transformasi pertanian nasional,” tegas Arie.
Teknik Sawah Pokok Murah: Hemat, Ramah Lingkungan, dan Produktif
Inovasi ini digagas oleh Djoni, mantan Kepala Dinas Pertanian Sumbar (2006–2015) dan Komunitas Dangau Inspirasi. Berbeda dari metode konvensional, teknik ini tak memerlukan bajak atau genangan air, hanya membentuk bedengan selebar 1,25 meter dengan saluran air.
Jerami tak dibakar, tapi dijadikan mulsa. Benih ditanam dangkal dengan jarak renggang dan jumlah sedikit. Teknik ini mendorong anakan produktif, mengurangi penggunaan bahan kimia, dan menjaga agroekosistem.
“Tanaman terhindar dari hama dan racun besi, yang umum di tanah tinggi kandungan Fe seperti di pesisir Sumbar,” jelas Djoni.
Ia menekankan, selain hemat biaya dan mudah diterapkan, metode ini juga menekan emisi gas rumah kaca dari sawah, sehingga mendukung agenda global pengendalian perubahan iklim. (Sumatera.Bisnis.com)