Capaian Rahmat Bagja bukan hanya soal gelar akademik. Ia adalah gambaran tentang konsistensi dan keteguhan dalam membangun keilmuan yang relevan dengan pengabdian. Dari ruang sidang Bawaslu hingga ruang sidang akademik, ia menunjukkan bahwa dunia praktik dan teori bisa berjalan beriringan.
“Ilmu ini bukan milik saya sendiri,” ujarnya, “tapi semoga bisa menjadi bagian dari upaya kolektif memperkuat demokrasi kita.”
Kini, gelar Doktor itu tak hanya menjadi kebanggaan pribadi. Ia adalah pesan: bahwa kerja keras, ketekunan, dan keberanian untuk memulai kembali, selalu layak diperjuangkan. (*)