Kemiskinan Nasional Turun, Tapi Ketimpangan Regional Masih Tinggi di 2025

Redaksi

JAKARTA | KlikGenZ — Badan Pusat Statistik (BPS) kembali merilis potret kemiskinan nasional melalui laporan bertajuk Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2025. Meski menunjukkan tren menurun secara nasional, data ini mengungkap ketimpangan yang masih tajam antarwilayah, terutama antara Jawa dan kawasan Indonesia Timur seperti Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Per Maret 2025, persentase penduduk miskin Indonesia tercatat sebesar 8,47 persen, mengalami penurunan 0,10 persen poin dibanding September 2024 dan turun 0,56 persen poin dibanding Maret 2024. Secara absolut, jumlah penduduk miskin mencapai 23,85 juta jiwa, menurun sekitar 200 ribu jiwa dibanding September 2024.

Namun, jika dilihat per provinsi, wilayah dengan tingkat kemiskinan tertinggi berdasarkan persentase masih didominasi oleh provinsi di Papua dan NTT. Berikut daftar 10 provinsi dengan persentase penduduk miskin tertinggi:

  1. Papua Pegunungan – 30,03%
  2. Papua Tengah – 28,90%
  3. Papua Barat – 20,66%
  4. Papua Selatan – 19,71%
  5. Papua – 19,16%
  6. Nusa Tenggara Timur – 18,60%
  7. Papua Barat Daya – 17,95%
  8. Maluku – 15,38%
  9. Gorontalo – 13,24%
  10. Aceh – 12,33%
Baca Juga  Gempa Bumi 5,0 SR Mengguncang Banten, Masyarakat Diminta Tetap Tenang

Sebaliknya, dari sisi jumlah, provinsi dengan penduduk miskin terbanyak masih didominasi Pulau Jawa:

  1. Jawa Timur – 3.875.880 jiwa
  2. Jawa Barat – 3.654.740 jiwa
  3. Jawa Tengah – 3.366.690 jiwa
  4. Sumatera Utara – 1.140.250 jiwa
  5. NTT – 1.088.780 jiwa

“Selama periode Maret 2014 hingga Maret 2025, tren kemiskinan secara umum menurun, kecuali pada tahun-tahun tertentu seperti 2015 dan saat pandemi,” tulis BPS dalam laporan tersebut.

Faktor Penyebab dan Dinamika Ekonomi

Penurunan kemiskinan di awal 2025 didorong oleh beberapa faktor, seperti pertumbuhan ekonomi triwulan I-2025 yang tercatat 4,87 persen, serta meningkatnya konsumsi rumah tangga dan penguatan daya beli petani (NTP: 123,45 pada Februari 2025).