KlikGenz – Ramadhan tahun ini kembali disambut dengan antusiasme tinggi, terutama oleh generasi muda atau yang kerap disebut Gen Z. Di era digital, cara mereka menjalankan puasa pun mengalami banyak perubahan dibandingkan generasi sebelumnya. Teknologi, media sosial, dan tren digital kini menjadi bagian tak terpisahkan dalam menemani perjalanan spiritual mereka selama sebulan penuh.
Bagi banyak Gen Z, Ramadan bukan sekadar ibadah, tetapi juga momentum untuk berbagi, berkreativitas, dan membangun komunitas. Platform seperti TikTok dan Instagram mulai dipenuhi dengan konten seputar inspirasi menu sahur sehat, challenge membaca Al-Qur’an, hingga tren berbagi kebaikan secara virtual.
Dari Ngonten hingga Berbagi Kebaikan
Rifqi (22), seorang mahasiswa di Jakarta, mengaku Ramadan tahun ini terasa lebih seru karena berbagai tren yang berkembang di media sosial. “Saya dan teman-teman bikin challenge membaca satu juz Al-Qur’an setiap hari dan membagikannya di Instagram. Seru karena ada interaksi dan bisa saling menyemangati,” ujarnya.
Sementara itu, bagi Nadia (20), Ramadan menjadi waktu yang tepat untuk meningkatkan kepedulian sosial. Ia aktif dalam gerakan berbagi makanan berbuka bagi mereka yang membutuhkan. “Sekarang gampang banget. Ada banyak platform donasi digital yang bikin kita bisa berbagi tanpa harus turun ke jalan,” katanya.
Menjaga Esensi Ramadan di Tengah Tren
Namun, di tengah euforia Ramadan digital, ada pula tantangan yang dihadapi Gen Z. Fenomena FOMO (fear of missing out) membuat sebagian dari mereka merasa harus mengikuti semua tren, mulai dari outfit Lebaran hingga berbuka di tempat-tempat hits. Hal ini berisiko menggeser esensi ibadah menjadi sekadar ajang eksistensi di media sosial.