Untuk mencegah kejadian serupa, dr. Citra menyarankan sejumlah langkah konkret yang perlu diimplementasikan, terutama dalam sistem pendidikan dan institusi medis:
* Penguatan kurikulum etika secara komprehensif di sepanjang jenjang pendidikan.
* Mengintegrasikan pelatihan soft skills dan pengembangan empati.
* Membangun sistem pelaporan yang aman dan mudah diakses bagi siapa saja yang mengalami atau menyaksikan pelecehan.
* Pelatihan rutin bagi dosen klinis dan staf terkait penanganan kasus dan etika.
* Evaluasi sikap dan perilaku mahasiswa serta staf sebagai bagian integral dari penilaian kinerja.
* Membangun budaya organisasi berbasis penghormatan, akuntabilitas, dan keberanian untuk menegakkan kebenaran.
Ia juga menambahkan pentingnya mengevaluasi sistem seleksi calon dokter.
“Tidak hanya kemampuan akademik yang dinilai, tetapi juga karakter, integritas, dan empati. Ini juga sudah menjadi bagian dari proses seleksi di FK UNAND,” ujarnya, menunjukkan bahwa aspek non-akademik sudah mulai diperhatikan.
Kepada mahasiswa dan tenaga medis muda, dr. Citra menitipkan pesan kuat: jagalah etika profesi dengan sebaik-baiknya. “Ingat bahwa pasien datang dalam kondisi paling rentan. Tugas kita bukan hanya menyembuhkan, tapi juga menjaga martabat dan rasa aman mereka,” tegasnya, mengingatkan kembali esensi pelayanan medis.
Lebih jauh, dr. Citra mendorong kolaborasi lintas sektor yang komprehensif untuk mengatasi isu ini. Pemerintah, menurutnya, perlu memperkuat regulasi, memblokir akses terhadap konten pornografi yang merusak, dan gencar mendorong edukasi digital yang sehat.
Institusi medis harus berani menyediakan saluran pengaduan yang benar-benar aman serta membangun budaya transparansi yang mendorong pelaporan tanpa takut. Sementara lembaga pendidikan tinggi, khususnya fakultas kedokteran, harus menempatkan etika dan karakter sebagai prioritas utama, bukan sekadar pelengkap kurikulum.
Terakhir, dr. Citra juga memberikan imbauan penting kepada masyarakat dan pasien agar lebih sadar terhadap hak-hak mereka. “Jangan ragu bertanya, minta penjelasan sebelum prosedur medis dilakukan, dan laporkan jika ada hal yang membuat Anda tidak nyaman,” pesannya.
Ia menutup dengan pengingat, “Sebagian besar tenaga medis bekerja secara profesional, tapi kewaspadaan tetap penting untuk melindungi diri,” pungkasnya. [*/hdp]