News  

Zona Megathrust Selatan Jawa Siap Picu Tsunami Besar, Jakarta Bisa Terdampak

Redaksi
Foto: Infografis/Ancaman Tsunami Besar RI/Edward Ricardo.

JAKARTA | KlikGenZ — Siapa sangka Pulau Jawa memiliki sejarah panjang terkait aktivitas gempa, terutama gempa megathrust. Padahal, Jawa menjadi pulau dengan penduduk paling terpadat di Indonesia, sehingga potensi gempa besar dapat menjadi ancaman yang sewaktu-waktu terjadi.

Berkaitan dengan sejarah gempa megathrust, Jawa memiliki segmen megathrust, di mana hal ini juga termasuk ke dalam 13 segmen megathrust yang tersebar di Indonesia

Segmen megathrust di Jawa terbagi menjadi tiga segmen, yakni segmen Selat Sunda-Banten, Segmen Jawa Barat, dan Segmen Jawa Tengah-Jawa Timur.

Sementara itu, hasil monitoring Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa zona megathrust selatan Jawa memang sangat aktif yang tampak dalam peta aktivitas kegempaannya (seismisitas).

Dalam catatan sejarah, sejak tahun 1700, zona megathrust selatan Jawa sudah beberapa kali terjadi aktivitas gempa besar (major earthquake) dan dahsyat (great earthquake).

Baca Juga  Dugaan Suap Rp17 M di MPR RI, KPK Sudah Tetapkan Tersangka! Siapa Dia?

Gempa besar dengan magnitudo antara 7,0 dan 7,9 yang bersumber di zona megathrust selatan Jawa sudah terjadi sebanyak 8 kali dan lebih dari magnitude 8,0 terjadi sebanyak 3 kali. Namun, untuk gempa dengan kekuatan 9,0 atau lebih besar di selatan Jawa belum tercatat dalam katalog sejarah gempa.

Screenshot ; CNBC

RI Berpotensi Dilanda Kembali Gempa Megathrust

Wilayah Indonesia yang terletak di kawasan Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana gempa dan tsunami.

BMKG menjelaskan bahwa dari 13 segmen tersebut, ada dua yang memiliki potensi risiko tertinggi. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono sudah memberikan peringatan bahwa gempa dari dua zona Megathrust tinggal menunggu waktu.

Masing-masing adalah Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut. Pasalnya, dua zona itu sudah lama tak mengalami gempa atau seismic gap, yakni berabad-abad. Biasanya, gempa besar memiliki siklus sendiri dalam rentang hingga ratusan tahun.

Baca Juga  Gempa Kuat Magnitudo 6,2 di Aceh, Guncangan Terasa hingga ke Sumut

Belum lama ini, pada Rabu (7/5/2025), gempa berkekuatan M5,2 yang mengguncang wilayah Nias Barat dikaitkan dengan Megathrust Mentawai-Siberut.

Daryono mengatakan, gempa di Nias Barat merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

“Murni gempa berpusat di zona Megathrust Mentawai Siberut,” kata Daryono dalam keterangannya, dikutip Sabtu (19/7/2025).

Terpisah, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan perlu diwaspadai dampak Megathrust untuk selatan Jawa Barat yang memanjang hingga Selat Sunda.