News  

BMKG Deteksi Titik Panas dan Asap di Kalimantan, Cuaca Ekstrem Ancam Sejumlah Wilayah

Ancaman Karhutla Tetap Tinggi, Walau Hujan Masih Berpeluang Terjadi

Redaksi

JAKARTA | KlikGenZ – Berdasarkan citra satelit Himawari-9 yang dirilis BMKG pada Senin (28/7/2025) pukul 10.00 WIB, terdeteksi sebaran asap di wilayah Kalimantan Barat. Selain itu, pada 27 Juli 2025, terpantau 15 titik panas (hotspot) dengan tingkat kepercayaan tinggi yang tersebar di Sumatera (3 titik), Kalimantan (11 titik), dan Jawa (1 titik).

Kondisi ini mengindikasikan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah wilayah, khususnya Sumatera dan Kalimantan.

Meski demikian, intensitas hujan di Sumatera dan Jawa menunjukkan peningkatan dibandingkan pekan sebelumnya. Dalam tiga hari terakhir (25–27 Juli), hujan lebat terpantau di Sumatera Barat, Riau, Jawa Barat, Kalimantan Utara, dan Papua Barat Daya. Fenomena ini didorong oleh dinamika atmosfer seperti aktifnya gelombang Kelvin dan Rossby Ekuator, serta pola sirkulasi angin di Samudra Hindia barat Sumatera yang memicu daerah belokan dan pertemuan angin di wilayah Sumbar hingga Riau.

Baca Juga  Mentawai Rawan Tsunami: 50 Ribu Warga di Zona Bahaya, Sirine Belum Berfungsi

Kontras Cuaca: Cerah di Kalimantan, Hujan di Wilayah Lain

BMKG mencatat adanya kontras cuaca antarwilayah. Kalimantan umumnya cerah berawan, sedangkan Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

Masyarakat dan instansi terkait diimbau waspada terhadap cuaca kering yang berpotensi menimbulkan karhutla, serta cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai kilat dan angin kencang yang dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan puting beliung.

Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan

BMKG memprediksi pertumbuhan awan hujan akan meningkat dalam sepekan ke depan. Analisis menunjukkan kondisi atmosfer cukup labil akibat pengaruh dari berbagai skala, mulai dari lokal hingga regional.

Baca Juga  Fenomena Bediding Landa Jakarta, Suhu Capai 25 Derajat Celsius

Meskipun ENSO dan Dipole Mode dalam kondisi netral, nilai SOI yang positif (+7.5) menunjukkan suplai uap air dari Pasifik ke Indonesia meningkat. Sinyal peningkatan konvektif juga terlihat dari data Outgoing Longwave Radiation (OLR) serta aktivitas gelombang Kelvin, Rossby, dan low frequency.