SUMBAR, KLIKGENZ – Sumatera Barat bersiap menyongsong babak baru pembangunan dengan akan dimulainya lima proyek infrastruktur strategis senilai lebih dari Rp10 triliun mulai tahun depan. Proyek-proyek tersebut diyakini akan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi, membuka akses konektivitas baru antarwilayah, serta mendorong pengembangan pariwisata dan investasi di ranah Minang.
Informasi ini disampaikan dalam kunjungan kerja Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Andre Rosiade, didampingi Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, Triono Joanes Moro, serta Direktur Operasi III PT Hutama Karya, Kuncoro.
Mengutip tayangan video YouTube Creativhamdi, Jumat (20/6/2025), berikut lima proyek besar yang akan segera digarap di Sumatera Barat:
1. Flyover Sitinjau Lauik Tahap 1 (Panorama 1)
Proyek flyover Sitinjau Lauik tahap pertama akan dibangun sepanjang 2,7 kilometer, membentang hingga kawasan Panorama 1. Nilai proyek ini diperkirakan mencapai Rp2,8 triliun, dengan target penyelesaian pada tahun 2027.
Pemenang lelang telah ditetapkan sejak November 2024, dimenangkan oleh PT Hutama Karya (Persero). Saat ini, proyek memasuki tahap administrasi di Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR untuk persiapan kontrak pelaksanaan.
2. Flyover Sitinjau Lauik Tahap 2 (Panorama 2)
Tahap kedua flyover akan melanjutkan jalur hingga Panorama 2, sepanjang 4 kilometer dengan anggaran sekitar Rp3 triliun. Proyek ini dijadwalkan dimulai pada 2027, setelah tahap pertama rampung.
Flyover ini akan dilengkapi rest area guna mencegah aktivitas perdagangan liar seperti yang sering terjadi di Flyover Kelok 9. Jalur lama tetap akan difungsikan sebagai alternatif bagi masyarakat.
3. Dua Flyover Baru di Kota Padang
Selain proyek Sitinjau Lauik, dua flyover tambahan akan dibangun di Kota Padang:
-
Persimpangan Lubuk Begalung-Indarung, dan
-
Simpang Anduring–Universitas Andalas (UNAND) di Jalan Bypass Padang.
Flyover ini sedang dalam tahap kajian dan sosialisasi. Proyek ini krusial untuk menunjang kelancaran distribusi logistik dari Pelabuhan Teluk Bayur ke Bandara Internasional Minangkabau (BIM) serta kawasan industri seperti PT Semen Padang.
Skema pembiayaan akan menggunakan model Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), dengan dukungan penuh dari Pemda dan masyarakat, terutama dalam proses pembebasan lahan.