“Pendidikan tinggi adalah eskalator kesuksesan. Menjadi sarjana adalah salah satu cara memutus mata rantai kemiskinan dan mengangkat derajat keluarga. Universitas Mohammad Natsir Bukittinggi memiliki komitmen untuk berkontribusi dalam membangun sumber daya manusia dan memutus rantai kemiskinan tersebut,” ujar Rektor Universitas Mohammad Natsir Bukittinggi, Bapak Afridian Wirahadi Ahmad, SE., M.Sc., Ak., CA, saat menyerahkan langsung beasiswa tersebut.
Hari ini, Fajri tak lagi menatap masa depan dari balik kaca pos satpam. Ia berdiri tegak di halaman kampus, mengenakan almamater, dan menggenggam masa depannya.
Universitas Mohammad Natsir Bukittinggi membuktikan bahwa kampus bukan sekadar gedung dan gelar. Kampus ini adalah rumah bagi para pejuang—tempat bagi mereka yang kerap diremehkan, namun memilih melawan dengan ilmu, tekad, dan keyakinan bahwa masa depan bisa diubah.(*)