Wakil Wali Kota Bukittinggi, Ibnu Asis, memaknai peringatan ini sebagai momentum strategis. “Bukittinggi bukan hanya saksi sejarah, tapi juga simbol perjuangan bangsa. Kami ingin mengembalikan nilai sejarah itu dan mendorong Bukittinggi sebagai daerah khusus di Indonesia,” tegasnya.
Bukittinggi Orchestra, yang digagas DPC PAPPRI dan YPBH bersama musisi serta akademisi ISI Padang Panjang, menghadirkan penampilan istimewa dari music director Muhammad Dery serta talenta lokal berprestasi. Repertoar malam itu mencakup karya “Nyiak Hatta” ciptaan Edi Elmitos, “Syukur”, “Bung Hatta”, hingga “Rayuan Pulau Kelapa”.
Kolaborasi lintas elemen ini menjadi bukti bahwa musik mampu menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan. Di tengah denting nada dan harmoni orkestra, Bukittinggi mengirim pesan: warisan Bung Hatta bukan hanya untuk dikenang, tapi untuk dijalankan demi persatuan, kemajuan, dan kejayaan Indonesia. (*Kominfo)