Sebagai alternatif, warga didorong memanfaatkan penanda lokal seperti lonceng gereja atau bunyi tiang listrik sebagai alarm darurat.
Lahmudin menambahkan, dari 33 desa pesisir, 10 desa di antaranya berada di zona landaan tsunami. Pemerintah juga terus mendorong pelestarian mangrove sebagai pelindung alami, serta edukasi terkait pentingnya tas siaga dan pemahaman risiko bencana.
Terkait relokasi warga dari zona rawan, Lahmudin menyebut rencana jangka panjang sudah disusun, namun masih terkendala anggaran.
“Selama masih tinggal di pesisir, evakuasi mandiri harus benar-benar dipersiapkan,” ujarnya.
Kabupaten Kepulauan Mentawai termasuk wilayah dengan tingkat risiko bencana tinggi, ditambah tantangan sosial seperti kemiskinan, keberadaan lansia, dan penyandang disabilitas. Wilayah ini terdiri dari 10 kecamatan dan 43 desa, tersebar di 4 pulau utama dan 95 pulau kecil, dengan jumlah penduduk mencapai 89.401 jiwa (2023). (*Inews.id)