Survei yang melibatkan lebih dari 9.000 responden perempuan berusia 15–65 tahun ini menunjukkan perubahan perspektif terkait definisi kecantikan. Mayoritas responden (98,5%) menyatakan tidak membutuhkan riasan wajah untuk merasa cantik.
Sebaliknya, wajah bersih dan mulus menjadi indikator utama kecantikan bagi 30,7% responden. Disusul oleh penampilan keseluruhan (16,4%) dan kulit cerah atau glowing (16,3%). Faktor non-fisik juga muncul kuat dalam jawaban responden, seperti rasa percaya diri (14,6%), tubuh yang sehat (10,1%), dan perasaan bahagia (6,3%).
Menariknya, hanya 1,5% responden yang mengaitkan kecantikan dengan penggunaan makeup, menunjukkan adanya pergeseran persepsi terhadap penampilan.
Kulit Putih Bukan Lagi Patokan
Salah satu temuan paling mencolok dari survei ini adalah turunnya anggapan bahwa kulit putih adalah standar kecantikan. Jika pada 2021 sebanyak 13,6% responden masih memegang pandangan tersebut, angkanya menurun drastis menjadi 7,3% pada 2022, dan hanya 1,1% pada 2023.
“Hanya dalam dua tahun, preferensi terhadap kulit putih sebagai simbol kecantikan mengalami penurunan signifikan,” tulis ZAP.
Survei ini dilakukan sepanjang Oktober hingga Desember 2023 dan menjadi cerminan tren kecantikan yang mulai bergeser pada 2024. Dengan dominasi Gen Z (56,9%) dan Gen Y (41,1%) dalam kelompok responden, perubahan ini menunjukkan bahwa generasi muda Indonesia mulai memaknai kecantikan secara lebih inklusif dan autentik.(*)