Air PDAM, Masihkah untuk Diminum

Oleh: Ajo Wayoik / Teman baik tukang galon

Bayangkan, setiap bulan kita sisihkan uang hanya untuk beli air minum. Kalau dihitung dalam hitungan tahun, nilainya bisa besar sekali. Padahal, kalau saja air PDAM benar-benar layak minum, pengeluaran itu bisa ditekan.

Sayangnya, yang sering terjadi malah sebaliknya. Air PDAM kerap mampet, kalau pun mengalir, seringnya hanya menetes.

Sementara, pakai air tanah pun sekarang tak lagi sebebas dulu salah gali sumur bisa berurusan dengan aturan dan sanksi.

Kita sering menyebut negeri ini “Tanah Air”. Dua hal yang dulu jadi sumber kehidupan, sekarang justru terasa makin mahal. Sampai kapan? Entahlah. Jangan-jangan, suatu hari nanti beli oksigen jadi hal biasa.

Mumpung banyak kepala daerah baru di Sumbar, saya titip satu pesan: pikirkan ulang makna PDAM. Kalau tetap mau pakai embel-embel Air Minum, pastikan airnya benar-benar layak diminum.

Kalau tidak, mungkin sudah saatnya ganti nama saja menjadi Perusahaan Daerah Air Mandi atau Perusahaan Daerah Air Ledeng. Entahlah.

Yang jelas, kita semua butuh air. Tapi kalau air minum saja harus beli terus, mau jadi apa kita nanti? (*)

Exit mobile version